01. ADITYA ANUGRAH RAMADHAN - MIMPI RAMA

05.02

Aku merupakan anak dari keluarga tidak mampu. Ayahku seorang pekerja bangunan yang selalu membawa uang hanya untuk keperluan mengisi perut saja. Sedangkan Ibuku adalah pekerja serabutan siang malam. Dia rela bekerja mulai dari mencuci, menggosok, memasak, sampai membersihkan kandang hewan.
“Perkenalkan nama saya Rama” aku memperkenalkan diriku di depan kelas baruku. Aku baru masuk SMA terbaik di kotaku ini. Lulus SMP dengan predikat terbaik se SMP ku bahkan se kota Bekasi. Membuatku dengan mudah masuk ke SMAN 1 Bekasi. Aku mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah Kota Bekasi, karena semasa SMP dulu aku sering mengikuti lomba olimpiade IPA. Sering meraih peringkat pertama dari lomba-lomba itu membuatku dipilih untuk mendapatkan belajar di SMA terbaik ini.

Di masa SMA ini aku ingin berjuang lebih keras, lebih giat, lebih tekun lagi untuk melanjutkan mimpiku yaitu belajar di luar negeri, terutama dari negeri yang sudah maju. Aku ingin belajar dari mereka agar bisa diterapkan untuk membuat Indonesia menjadi Negara maju.
Dalam pembagian kelas aku mendapatkan kelas X MIPA 4. Di sana aku bertemu Adit teman baruku kita duduk sebangku. Adit tak masalah berteman denganku yang notabenenya merupakan orang yang kurang beruntung dari segi ekonomi. Kami sudah saling berteman saat pertama kali bertemu. Adit juga bermimpi untuk bisa belajar di luar negeri sana. Dia ingin bertemu dengan orang-orang baru, mencicipi makanan asli mereka di sana. Kami pun mulai berjuang bersama-sama untuk mewujudkan mimpi kami itu.

UTS semester satu pun dimulai. Aku mulai belajar dengan lebih keras lagi karena aku ingin menjadi yang terbaik di kelasku bahkan di SMA ku. Aku belajar di sekolah kemudian di rumah tiada henti. Buku-bukuku mulai dari buku cetak, LKS, buku tulis kubuka lalu kupelajari lagi apa yang telah diajarkan oleh para Ibu Bapak guru.

Setelah UTS selesai waktunya pembagian hasil nilai ku. Aku berdoa agar aku mendapat hasil yang memuaskan.”Ya Tuhan tolong berikan hambamu ini hasil yang terbaik, karena hambamu ini telah belajar sekeras mungkin”doa ku dihati. Lalu ayahku dengan baju lusuhnya keluar kelas menemuiki yang berada di depan kelas dengan membawa amplop hasil belajarku selama 3 bulan pertamaku di masa SMA ini.”Nih Ram, nilaimu”ayahku berkata sambil memberi amplop itu. “Selamat yah kamu mendapat peringkat 1 di kelas!”ucap ayahku dengan muka yang tampak lelah dengan garis-garis umur yang telah merawatku. Ketika aku membuka amplop dan melihat nilaiku ku aku bersyukur masih bisa menyenangkan hati orangtuaku. Dan Adit memberitahuku bahwa di mendapat rangking 2.
Setelah melewati masa UTS. Sekolahku mengadakan tes seleksi olimpiade untuk diikutkan dalam OSN olimpiade sains nasional. Aku sangat berminat untuk mengikutinya aku memilih Biologi karena waktu SMP ku mengikuti lomba IPA. Si Adit pun tidak ketinggalan untuk mengikutiku tapi dia memilih matematika karena dia suka hitung-hitungan.

Setelah ikut seleksi awal aku dan adit terpilih untuk mengikuti pembinaan. Pembinaan olimpiade dilaksanakan pada hari sabtu minggu membuatku sudah tidak punya jatah libur lagi. Tetapi aku melakukannya dengan tujuan untuk menjadi yang terbaik. Setelah melalui beberapa seleksi lagi akhirnya aku berada di Yogyakarta untuk mengikuti OSN. Aku sangat senang karena bisa mewakili provinsiku untuk bertanding di OSN ini. Ketika aku sudah mengikuti OSN ini tiba saatnya untuk pengumuman. Hatiku deg-deggan rasanya ingin cepat mengetahui hasilnya. Nama-nama peraih medali perunggu, perak, pun diumumkan namaku belum disebutkan. Akhirnya nama-nama peraih medali emas diumumkan aku lebih tak tenang lagi saat keempat nama peraih emas disebutkan tinggal satu lagi yang belum disebutkan aku mulai panic karena aku mungkin tidak akan mendapatkan medali itu. “Peraih medali emas biologi terakhir jatuh kepada Provinsi Jawa Barat atas nama Anugrah Ramadhan”namaku disebutkan membuat ku seketika menangis bahwa aku mendapat medali emas biologi OSN. Tidak ada yang sia-sia ketika aku belajar sampai larut malam. Ketika telah selesai menerima medali aku masih menitikkan air mata karena tidak percaya hasil yang kudapatkan, lalu guruku memberitahuku ada telepon dari Adit.
”Dit aku dapet medal emas OSN!”memberi tahu
“selamat ya Ram, Rama maaf ya ram”Adit tiba-tiba meminta maaf
“kenapa ?kok minta maaf?”tanyaku penasaran
“Rama ayahmu telah meninggal dunia karena kecelakaan di tempat kerjanya” Adit menjelaskan
Seketika itu juga aku kehilangan kekuatan ku untuk berdiri, ku langsung jatuh ke lantai aku tak percaya ini.
“Ayahhhh”ku mulai nangis lagiiiii
“maaf ayah Rama gak bisa beritahu ayah bahwa Rama dapat medal OSN”suara batinku dalam hati sambil menangis memegang medali dengan sangat kuatnya.
Sampai pulang di Bekasi aku langsung mampir ke makam ayahku. Kini aku hanya hidup berdua dengan ibuku. Dialah pengganti ayahku dalam menafkahiku. Sekarang waktunya aku berbalas budi dengan orang tuaku.
Setelah lulus SMA aku mendapat kesempatan kuliah di Jepang beasiswa dari Pemerintah Jepang. Adit hanya mendapat PTN. Aku pamit dengan ibuku dan Adit di bandara.
“Bu Rama pamit mau berangkat, maaf bu. Ibu kutinggal sendiri”pintaku meminta izin ibuku
“Tidak apa-apa nak, ibu bangga dengan mu,ibu dah biasa hidup sendiri,kalau bosen ibu tinggal ke rumah nenekmu aja, belajar dengan keras disana nak”ibuku memelukku sambil menangis tersedu-sedu
Berat meninggalkan ibuku yang kini tinggal sendirian di rumah peninggalan ayahku yang tembok-temboknya mulai retak sana-sini, atap banyak bolongnya dan kayu-kayunya yang sudah pada keropos dimakan rayap
“Rama tunggu aku di Jepang yah!”panggil Adit
“Kutunggu kau di sana Dit”jawabku dengan yakin
Aku berangkat ke Tokyo, Jepang dari Jakarta jam setengah 10 sampai jam 9 waktu jepang. Aku disambut dengan bunga sakura yang bermekaran dan bertebaran di sepanjang jalan di Jepang. Aku siap memulai mewujudkan mimpiku yang lain lagi.



You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe