21. MUHAMMAD AMIN ALFARABI - SABAR

03.33

Kenalkan nama ku Farrell, aku hidup di zaman yang serba modern, saat ini hidupku cukuplah bahagia, mengapa aku bilang cukup, karena hidup ku ini kurang sempurna,
aku sekolah di sma ototkawat, di sekolah bisa dibilang aku yang paling kurus karena semua teman-temanku kekar-kekar dan tampan pula, wanita disana memanggil ku leher jerapah, karena badan ku yang kurus tetapi tinggi. Huft...... menyebalkan... Padahal ketika ku berkaca pada cermin, aku melihat tubuhku yang Sixpack tetapi mengapa semua bilang itu bukan Sixpack melainkan isi perut yang menjiplak pada perutku. Suatu saat aku curhat kepada teman ku yere, yer ko badan gw ga gemuk-gemuk ya?...” tanyaku. Yaaaa..mungkin karena lu cacingan kata yere. Wahhh sue lu yer.” Jawabku. Saat itu percakapan terhenti, aku berfikir... Apa iya ya aku ini cacingan...?.
Sepulang sekolah, aku langsung menuju Klinik tongsis, dan ternyata setelah diperiksa aku positif cacingan, akhirnya aku diberikan satu botol kapsul penuh dan juga diberikan dosis pemakaiannya. Dua minggu berlalu tapi aku tidak merasakan perbedaan apa-apa, aku kembali ke kelinik tongsis dan berkata, ini dok saya sudah menggunakan obat ini selama dua minggu tapi tidak ada hasilnya,... Dokter itu hanya berkata "SABAR". Kata-kata itu selalu berputar di dalam fikiran ku, dua minggu kemudian aku menjumpai dokter itu lagi dan berkat, dok udah empat minggu tapi tidak ada perubahan,... Dokter itu hanya menjawab "Sabar",..

Setelah pertemuan ke tiga ku pun ia hanya menjawab "sabar",.. Kesabaran ku habis, Dan akhirnya aku melanggar dosis yang di berikan dokter, aku mengonsumsi obat itu 3 kali lipat lebih banyak, di minggu ke lima aku merasakan perbedaannya, badanku mulai berisi, minggu ke enam aku mulai gemuk, dan minggu ke tujuh aku mulai gendut, dan di minggu ke delapan sesuatu hal yang takterduga terjadi, badan ku menjadi kurus.. Sangat kurus, seperti orang tak punya gizi, di minggu ke sembilan aku kembali ke klinik tongsis lagi, setelah itu aku kembali di periksa, dan ternyata aku difonis terkena cacingan stadium A, lalu aku marah-marah ke dokter yang dulu memberikan ku obat itu, aku sudah bericara panjang lebar dan dia hanya tersenyum dan berkata, itu salah anda, dan aku pun berkata... Kenapa salah saya?, karena anda meminum obat itu tidak sesuai dengan dosis yang saya berikan.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe