18. MAESTRA IJRA ADIBRATA - JADWAL YANG PADAT

04.41

Galang adalah seorang anak yang baru pindah dari Jogjakarta ke Bekasi, karena ayahnya yang dipindah tugaskan. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik hati namun sangat disiplin. Sedangkan kakaknya, adalah seorang mahasiswi jurusan farmasi yang akan lulus pada semester ini. Karena baru pindah, Galang sangat kelelahan sehingga ia tidak masuk pada hari pertamanya disekolah. Oiya, dia juga sudah masuk sekolah yang bernama SMAN 1 Bekasi.
Hari ini adalah hari pertamanya Galang masuk ke sekolah, yah terhitungnya hari ke dua sih. Tapi karena dia membolos dihari pertama, jadi bisa di bilang ini adalah hari pertamanya dia masuk. “Galang piye tho, wes siang iki!” teriak ibunya dari lantai bawah. “Iya bu, aku wes siap. Bentar lagi berangkat.” Jawab Galang. Beberapa menit kemudian Galang turun dan pamit kepada ibunya untuk pergi kesekolah. Setelah itu dia mengendarai motor bebeknya kesekolah barunya. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai disana. Tetapi karena masih asing dengan daerah sekitar ia masih harus berkali kali bertanya pada orang dipinggir jalan. Pada saat dia sedikit tersesat, dia melihat seseorang dengan baju seragam yang sama denganya, jadi dia mengikutinya, “ah siapa tahu dia anak sma 1. Jadi tidak ada salahnya diikuti dari pada kesasar “ pikirnya dalam hati. Setelah mengikutinya ternyata dia lewat jalan yang asing dan jalan yang jarang dilewati oleh banyak orang. Galang menyebutnya “jalan tikus” karena melewati perkampungan dan menyebrangi jembatan kecil dengan pegangan berwarna kuning. Setelah mengikutinya beberapa saat, mungkin sadar dirinya sedang dibuntuti, orang yang diikuti Galang langsung menancap gas dengan kecepatan super seperti pembalap motor gp yang sedang ingin pergi ke obral motor besar besaran. Beberapa detik kemudian Galang sendirian lagi.
25 menit kemudian Galang tiba disekolah dengan selamat sentosa tanpa luka sedikitpun. Saat dia masuk kelas teman temannya melihat kearahnya semua, dan setelah memperkenalkan diri dia langsung menaruh tas disamping Afif teman satu bangku barunya. “hei Galang, lo pindahan dari mana?” Tanya Afif dengan ramah. “gue pindahan dari jogja, bokap gua dipindah tugasin,  Jadi gua juga harus pindah sekolah.” Jawab Galang dengan senang dan ramah. “Btw anak dikelas ini ramah ramah yaa.” Tambah Galang. “Waiya dong. Kalo ngga begitu kita semua gabisa temenan satu sama lain. Apalagi sama cewek cewek. Kalo garamah, mereka bakalan jauhin kitaa hehe.” Jawab ricki. Tak lama kemudian bel jam pertama berdering.
Setelah menunggu dan duduk manis dengan sabar selama 3 jam, akhirnya bel istirahat mulai berbunyi, “Kantin nyok.” ajak Afif dengan santai. “Ayuk, dikantin emang ada apaa?.” Tanya Galang dengan polosnya. “Ada konser kangen band.” Jawab Afif dengan santai. “Serius? Wa gue nge fans berat lho sama andika. Rambutnya keren bangett broo. Gue pengen punya rambut kayak dia…blablabla.” Jawab Galang dengan semangat 45-nya. Tepat saat itu juga Afif memasang ekspresi menyesal dan menahan ketawa karena jawaban Galang. “YA NGGA LAH GALANG. DI KANTIN MANA ADA KONSER. SEKALINYA ADA JUGA ITU CIYUNI LAGI DANGDUTAN.” Jawab Afif dengan tegas namun tertawa setelah dia menjawab. “……..” Galang kehabisan kata kata. “wahahaha yaudahlah, ayo kita ke kantin” ajak Afif.
Jam pelajaran ke 9 sudah dimulai, suasana kelas sangat tenang dan damai menunggu kehadiran Mrs. Nani, guru bahasa inggris kelas kami. Beberapa saat kemudian beliau masuk ke kelas, dan membicarakan tentang debat antar sekolah. Lalu dia menuliskan nama nama yang sudah ditentukan di papan tulis. Saat itu juga Galang kaget melihat namanya ada di papan tulis. “Kok saya bu? Saya kan anak baru bu, masih suci, belom bisa apa apa. Selain itu saya juga gabisa debat bu.” Protes Galang. “Voting aja bu biar adil” tambah Galang supaya dirinya tidak terpilih. “voting nya udah kemaren Galang, makanya masuk jangan bolos.” Jawab Mrs. Nani dengan sedikit bercanda. “yah….matilah aku” gumam Galang.  Galang satu kelompok dengan Adit dan perempuan cantik bernama Sulis. Mereka berdua terkenal pintar dan pandai mengungkapkan pendapat dalam berdebat, jadi Galang pikir dia bisa mengandalkan mereka berdua dan semuanya akan baik baik saja.
Bel sekolah yang menandakan pelajaran hari ini sudah berakhir sudah berbunyi, Galang tampak kaget karena sewaktu di jogja dia tidak pernah pulang se sore ini dan parahnya lagi dia lupa jalan pulang. Sewaktu dia sedang berjalan menuju ke pohon untuk duduk dan mengingat jalan, ada sesosok perempuan sedang duduk dibawah pohon dan sepertinya dia sedang berlatih dan menghapal sesuatu. Saat Galang tiba di bawah pohon dan hendak duduk, perempuan itu memanggil nama Galang dengan nada yang lumayan keras. Awalnya perempuan itu terlihat ragu dan takut sekaligus canggung saat melihat Galang, tapi akhirnya dia memberanikan diri memanggil Galang. “ah Galang, kebetulan. Sini sinii.” Tanya perempuan itu. Galang bingung, “kenapa perempuan ini tau nama gue?” gumam Galang dalam hati. “kok lo keliatan bingung sih? Tenang aja kali, gua gabakalan nge hipnotis lo.” Jawab perempuan itu. “err…. Nama lo siapa ya…? Kok lo tau nama gue?” jawab Galang dengan grogi. “yaampun, jadi lo gatau nama gue? Lo gatau juga kalo kita sekelas? Dan dan dan lo gatau juga kalo kita satu tim di tim debat nanti?” Tanya perempuan itu dengan cepat. “Sulis….ya?” Tanya Galang. “iyaaaa Galang Abdul. Nama gue Sulistianti. Salam kenal Galang!” kata Sulis dengan riang. “salam kenal juga sul. Btw lo ngapain disini?” Tanya Galang. “gue mau latihan debat tapi gaada temennya, temenin gue latihan yuk. Mau gaaa?” ajak lucy dengan sedikit memelas. “boleh boleh, kebetulan gue juga lagi lupa jalan pulang.” Jujur Galang. “DEMI APA LO LUPA JALAN PULANG? Hahahaha kok lo pinter sih.” Ledek Sulis. “memang rumah lo dimana?” Tanya Sulis lagi. Setelah memberikan penjelasan alamatnya ke Sulis, Galang merasa senang dan aman karena Sulis barusan bilang bahwa rumahnya juga didaerah situ. Lalu Sulis juga bersedia pulang bersama asalkan Galang mau menemaninya berlatih. Galang pun setuju dan akhirnya mereka berlatih debat dengan semangat.
Setelah berdebat menentukan topic apa yang akan mereka perdebatkan, akhirnya mereka akan memulai mendebatkan sesuatu yang amat sangat sederhana, yaitu guling. “Elo tau ngga sih? Guling itu setiap malem kita peluk kita bejek bejek. Emang lo kira guling mau digituin? Ngga kan? kasian gulingnya.” Pancing Galang. “lo apaan sih? Guling itu temen tidur gue, temen malem minggu  gue dan partner gue kalo gue lagi galau, gua juga gabisa tidur tanpa dia. Lo jangan ngambil dia dari gue! Pergi lo!” Bela Sulis. “Maksud lo apa? Jadi lo gasuka kalo gue ngebela guling? Dia punya juga perasaan kali. Mikir dong!” bantah Galang.  “heh sok sokan nge bela lo. Siapa elo? Emang lo gatau lo itu siapa? Level lo tuh gasebanding sama guling! Lo sama guling tuh kayak langit sama cacing!” jawab Sulis yang sepertinya mulai terbawa suasana. “oya? Maaf yaa. Cacing masih lebih tinggi dari pada sampah yang ketimbun jauh di dalem tanah, kalo gue cacing elo sampahnya yang pasti. Sampah yang harus minta bantuan org lain buat latihan debat gitu melakukan yang bahkan gaada artinya!” jawab Galang dengan semangat. Beberapa saat kemudian Galang bingung karena Sulis tidak menjawab dan tidak melihat kearah matanya Galang, tetapi dia hanya berdiri menunduk.
“Liat kan? Lo gabisa apa apa kecuali nunduk dan gabisa bales argument gue! Berarti itu tandanya lu lebih rendah dari gua derajatnya.” Tambah Galang berharap Sulis bisa membalasnya. “lo jahat Galang.” Jawab Sulis sembari menghapus air matanya yang menetes. Disaat itu juga Galang sadar bahwa Sulis tadi menunduk karena menangis bukan sedang berpikir tentang argumen selanjutnya. “Sul gue…” jelas Galang, “udah lah gue males. Lo orang paling jahat yang pernah gua kenal, padahal gue kira lo beda dari yang lain. Ternyata sama aja.” Jawab Sulis dengan kesal dan meninggalkan Galang yang sedang kebingungan. “lah lah lah lah… kok jadi begini....” pikir Galang dalam hati.

Sul, tunggu. Gue minta maaf soal yang tadi, kata kata gue keterlaluan. Maaf yaa.” Jelas Galang. “ngga kok Galang ngga apa apa, bukan salah lo, sebenernya dari tadi gue ngga mikirin soal debat, gue mikirin soal gue sendiri. Gue capek setiap hari pulang sore ditambah tugas yang numpuk Galang. Sesaat tadi gue gadengerin lo ngomong apa, gue bilang lo jahat karena gua gatau gue harus marah kesiapa. Gue juga minta maaf ya Galang” jelas lucy. “serius bukan gara gara gue?” Tanya Galang mamastikan. “iya Galang jelek. Bukan gara gara lo kok” jawab Sulis sambil tersenyum dengan cantik. “hmm gimana kalo besok kita ke kepala sekolah?” saran Galang. “buat?” Tanya Sulis. “buat ngeringanin tugas sama jadwal kita lah. Kitanya juga kebebanin kalo gini terus. Gimana Ms. Sulis? Mau?” Tanya Galang. “jelas mau lah Mr.Abdul! hahaha” jawab Sulis dengan senang. “Ayo gue anter lo sampe depan rumah lo, lo lupa jalan kan lang?” tawar Sulis. “wii boleh, dengan senang hatii” jawab Galang. Setelah Sulis siap diatas sepeda motornya, Galang menyadari satu hal bahwa, perempuan yang dia ikuti tadi pagi adalah Sulistianti. Teman sekelas dan setimnya.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe