27. RUTH YOHANNA - HAH PULPEN AJAIB?!
02.21
Namaku Eklesia valerie.
Orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan ekle. Sekarang Aku duduk di kelas 10 di salah satu SMA negri di Bekasi yang berlabel sekolah
favorit. Tidak heran sekolahku disebut-sebut sebagai sekolah favorit, Nem yang diperlukan untuk
masuknya saja rata-rata berkisar 35 ke atas. Syukurlah waktu itu NEM ku
berjumlah 38 sehingga aku bisa diterima disana.
Jika kau ingin tahu, dari aku kelas 5 sampai kelas 9 aku selalu mendapat ranking 3 besar.Dan jika kau ingin tahu lagi, nilai matematika di rapotku tidak pernah kurang dari 9.Ya, dari zaman ku berseragam merah polkadot, merah putih,hingga seragam putih biru aku sangat suka dengan pelajaran matematika.Bagiku,mengerjakan soal matematika itu bagaikan meminum air.Namun setelah kakiku menginjakkan diri di zaman putih abu-abu berbackground kurikulum 2013 ini, lenyap sudah kecintaanku pada matematika.
Hari ini adalah hari senin. Pelajaran terakhir adalah matematika. Pukul 02.20 Bu Elma masuk ke dalam ruang kelas. Semua murid yang sedang berbincang-bincang dengan asyik kemudian serentak terdiam. Ya, jika kau ingin tahu, bu Elma adalah guru yang ter-killer di
di sekolahku.Sewaktu-waktu dia bisa saja memanggil nama-mula layaknya petir di siang hari. lalu menyuruhmu mengerjakan soal didepan tanpa ditemani oleh tim sukses yang berisi jawabanmu itu (buku)
Tanpa berbasa-basi Bu Elma pun mulai menerangkan bab trigonometri di papan tulis. Terpampang dengan jelas Sekerumunan kotak berisi rumus-rumus trigonometri. Setelah itu ia kemudian menyuruh kami untuk mengerjakan soal latihan uji kompetensi. Namun, karena tak terasa waktu pelajaran matematika sudah habis, alhasil ia kemudian menjadikan soal itu menjadi p r.
Pukul 05.00 Aku sampai di rumah setiap harinya. Jika kau ingin tahu belum pernah aku sampai dirumah sesore ini sebelum aku masuk ke SMA. Belum lagi ada banyak tugas presentasi,makalah, dan pr lainnya yang harus ku kerjakan.Kau pasti tahu betapa lelahnya diriku menghadapi kurikulum 2013 ini.
Aku segera bergegas untuk mandi. Setelah itu aku segera ke meja belajarku ditemani sebuah roti sandwich berbalut coklat dan segelas susu hangat. Segera ku kerjakan Peta konsep biologi, Presentasi sejarah , dan tugas folio fisika . pukul 09.00 akhirnya tugas itu selesai. Namun,akhirnya kusadari bahwa masih ada satu tugas lagi yang belum ku kerjaan. Ya,kau benar tugas matematika Bu Elma.Mataku kemudian menelusuri soal-soal matematika itu secepat kilat. Sungguh sangat gampang. Aku pun menutup buku itu tanpa mengerjakannya lalu pergi tidur karna tuntutan mataku yang sudah 5 watt.
Jika kau ingin tahu, dari aku kelas 5 sampai kelas 9 aku selalu mendapat ranking 3 besar.Dan jika kau ingin tahu lagi, nilai matematika di rapotku tidak pernah kurang dari 9.Ya, dari zaman ku berseragam merah polkadot, merah putih,hingga seragam putih biru aku sangat suka dengan pelajaran matematika.Bagiku,mengerjakan soal matematika itu bagaikan meminum air.Namun setelah kakiku menginjakkan diri di zaman putih abu-abu berbackground kurikulum 2013 ini, lenyap sudah kecintaanku pada matematika.
Hari ini adalah hari senin. Pelajaran terakhir adalah matematika. Pukul 02.20 Bu Elma masuk ke dalam ruang kelas. Semua murid yang sedang berbincang-bincang dengan asyik kemudian serentak terdiam. Ya, jika kau ingin tahu, bu Elma adalah guru yang ter-killer di
di sekolahku.Sewaktu-waktu dia bisa saja memanggil nama-mula layaknya petir di siang hari. lalu menyuruhmu mengerjakan soal didepan tanpa ditemani oleh tim sukses yang berisi jawabanmu itu (buku)
Tanpa berbasa-basi Bu Elma pun mulai menerangkan bab trigonometri di papan tulis. Terpampang dengan jelas Sekerumunan kotak berisi rumus-rumus trigonometri. Setelah itu ia kemudian menyuruh kami untuk mengerjakan soal latihan uji kompetensi. Namun, karena tak terasa waktu pelajaran matematika sudah habis, alhasil ia kemudian menjadikan soal itu menjadi p r.
Pukul 05.00 Aku sampai di rumah setiap harinya. Jika kau ingin tahu belum pernah aku sampai dirumah sesore ini sebelum aku masuk ke SMA. Belum lagi ada banyak tugas presentasi,makalah, dan pr lainnya yang harus ku kerjakan.Kau pasti tahu betapa lelahnya diriku menghadapi kurikulum 2013 ini.
Aku segera bergegas untuk mandi. Setelah itu aku segera ke meja belajarku ditemani sebuah roti sandwich berbalut coklat dan segelas susu hangat. Segera ku kerjakan Peta konsep biologi, Presentasi sejarah , dan tugas folio fisika . pukul 09.00 akhirnya tugas itu selesai. Namun,akhirnya kusadari bahwa masih ada satu tugas lagi yang belum ku kerjaan. Ya,kau benar tugas matematika Bu Elma.Mataku kemudian menelusuri soal-soal matematika itu secepat kilat. Sungguh sangat gampang. Aku pun menutup buku itu tanpa mengerjakannya lalu pergi tidur karna tuntutan mataku yang sudah 5 watt.
Seminggu berlalu dengan cepat, setiap saat ada pr matematika aku tidak pernah mengerjakannya hanya melihat soalnya lalu menutupnya dalam waktu 5 menit. Jika kau ingin tahu,bukannya aku tidak tahu jawabannya. Justru karena aku sudah tau caranya hanya dengan membaca nya 5 menit maka aku pun enggan untuk mengerjakannya lagi.Dan lagipula menurutku, soal dalam Pr dan soal dalam ulangan itu berbanding terbalik.
Hingga suatu ketika tibalah malam dimana keesokan paginya adalah hari
pelaksanaan ulangan matematika bab matriks. Malam itu juga., aku pun segera
membuka buku catatan matematika ku setelah aku mengerjakan tugas pelajaran
lain. Segera ku sapu setiap halaman yang berisi rumus-rumus disana. Tak sampai
15 menit, aku sudah hatam dengan semua rumus itu. Setelah itu kututup lembaran-lembaran
itu lalu pergi tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, tibalah saat ulangan matematika. Bu Elma kemudian membagikan soal ulangan. Dengan Sigap, aku pun mulai mencerna sepuluh butir soal-soal itu. Tiba-tiba saja, Otakku yang sudah berbekal rumus hafalan 15 menit ini tidak tahu bagaimana cara untuk mengerjakan soal-soal itu. Aku pun segera bersusah payah untuk berpikir lebih keras dan akhirnya aku pun tahu jawabannya dalam waktu yang lumayan lama. Saat hendak mengerjakan butir soal nomor 6, tiba-tiba saja bu Elma mengatakan bahwa waktu pengerjaan sudah usai. Betapa terkejutnya diriku dan temanku yang lainnya. Akhir nya dengan rasa pasrah ku kumpulkanlah secarik kertas jawabanku itu.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, ulangan demi ulangan silih berganti. Jika kau ingin tahu,matematika sudah ada 3 kali ulangan. Dan jika kau ingin tahu lagi, aku hanya menghafalkan rumus dalam 10 menit dan membaca contoh soal yang ada di buku latihanku dengan metode SKS yang dikenal dengan “sistem kebut semalam” dalam persiapan ulangan-ulangan itu. Ya, dari dulu setiap ada ulangan matematika aku hanya melakukan cara-cara itu.Dan kaupun pasti sudah tahu kan bahwa hasilnya pun oke-oke saja.
Akhirnya Seminggu kemudian setelah pelaksanaan ulangan matematika ke -3 , Ketiga ulangan itu pun dibagi saat istirahat. Alangkah terkejutnya diriku melihat nilai-nilai ku yang membunyikan nada-nada musik itu.Ulangan pertamaku membunyikan nada sol , Ulangan keduaku membunyikan nada La dan ulangan ketigaku membunyikan nada si .Ini tidak mungkin. Aku terdiam seribu kata.Rasanya diriku bagaikan tersambar petir di siang bolong.Ini pasti mimpi buruk. Tidak mungkin seorang Eklesia mendapat nilai jelek di pelajaran matematika.Aku Segera mencubit diriku sendiri. Aww rasanya sakit. Astaga ini bukan mimpi.
Aku pun duduk terdiam dibangkuku sambil merenungkan ketiga ulangan ku yang jelek itu. Tiba-Tiba saja Farrel datang menghampiriku.Jika kau ingin tahu Farrel merupakan anak yang paling rajin di kelas ku. Dan jika kau ingin tahu lagi, dia mendapatkan nilai 100 di ketiga ulangan yang baru saja dibagikan.
“Hey, kenapa wajahmu bersedih kle? “ Tanya Farrel sambil menghampiri bangkuku
“ Lihatlah ketiga ulangan ini.Mereka lah yang mebuat diriku bersedih. Padahal,dulu aku belum pernah mendapatkan nilai sejelek ini.,Far. Oh ya, selamat juga ya atas nilai ulangan mu. Kamu sangat hebat. Apa rahasianya ?” Kataku pada Far
“ Ya terimakasih Ekle.kamu juga bisa sepertiku kok nanti. hmm.. apa ya rahasianya. Jangan bilang siapa-siapa ya rahasianya adalah pulpen hoki ini. “ Kata Farrel sambil mengeluarkan pulpen yang ada disakunya.
“hah? Kau pasti bercanda .” Kataku tak percaya
“ Serius.Kamu sudah lihat kan sendiri kan nilai matematikaku. Oh ya,aku punya 3 pulpen hoki seperti ini dirumah.Ini untukmu “ Katanya sambil memberikan pulpen itu kepadaku
“hmm.. oke terimakasih Farrel atas pulpennya “ Jawabku sambil menerimanya
“Oh ya agar pulpen ini memiliki syarat agar kehokiannya tidak luput. Syarat nya yaitu kamu harus sering –sering mengerjakan soal-soal latihan matematika dengan menggunakan pulpen ini. Setelah itu Kamu pakai pulpen ini untuk mengerjakan soal ulangan matematika. Maka, kamu pasti nanti akan langsung mendapat kemudahan dalam mengerjakan soal matematika.” Kata Farrel dengan yakin
“hmm.. oke baiklah sekali lagi terimakasih ya atas pulpennya.” Jawabku dengan polosnya
“ Ya, sama-sama,Semoga beruntung” Katanya
Minggu depan akan ada ulangan Matematika keempat tentang Komposisi Fungsi. Aku pun mulai mengingat kembali perkataan Farrel tentang pulpen ini. Aku duduk di meja belajarku lalu menatap “pulpen Snowman” yang ku tahu bahwa itu banyak sekali dijual di toko-toko alat tulis. “hmm.. mungkin saja pulpen ini berbeda”gumamku. Segera ku buka buku latihan soal matematika yang tebal itu lalu aku mengerjakannya dengan menggunakan pulpen itu. Hari demi hari aku selalu mengerjakan soal-soal matematika itu dengan menggunakan pulpen itu.
Keesokan harinya, tibalah saat ulangan matematika. Bu Elma kemudian membagikan soal ulangan. Dengan Sigap, aku pun mulai mencerna sepuluh butir soal-soal itu. Tiba-tiba saja, Otakku yang sudah berbekal rumus hafalan 15 menit ini tidak tahu bagaimana cara untuk mengerjakan soal-soal itu. Aku pun segera bersusah payah untuk berpikir lebih keras dan akhirnya aku pun tahu jawabannya dalam waktu yang lumayan lama. Saat hendak mengerjakan butir soal nomor 6, tiba-tiba saja bu Elma mengatakan bahwa waktu pengerjaan sudah usai. Betapa terkejutnya diriku dan temanku yang lainnya. Akhir nya dengan rasa pasrah ku kumpulkanlah secarik kertas jawabanku itu.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, ulangan demi ulangan silih berganti. Jika kau ingin tahu,matematika sudah ada 3 kali ulangan. Dan jika kau ingin tahu lagi, aku hanya menghafalkan rumus dalam 10 menit dan membaca contoh soal yang ada di buku latihanku dengan metode SKS yang dikenal dengan “sistem kebut semalam” dalam persiapan ulangan-ulangan itu. Ya, dari dulu setiap ada ulangan matematika aku hanya melakukan cara-cara itu.Dan kaupun pasti sudah tahu kan bahwa hasilnya pun oke-oke saja.
Akhirnya Seminggu kemudian setelah pelaksanaan ulangan matematika ke -3 , Ketiga ulangan itu pun dibagi saat istirahat. Alangkah terkejutnya diriku melihat nilai-nilai ku yang membunyikan nada-nada musik itu.Ulangan pertamaku membunyikan nada sol , Ulangan keduaku membunyikan nada La dan ulangan ketigaku membunyikan nada si .Ini tidak mungkin. Aku terdiam seribu kata.Rasanya diriku bagaikan tersambar petir di siang bolong.Ini pasti mimpi buruk. Tidak mungkin seorang Eklesia mendapat nilai jelek di pelajaran matematika.Aku Segera mencubit diriku sendiri. Aww rasanya sakit. Astaga ini bukan mimpi.
Aku pun duduk terdiam dibangkuku sambil merenungkan ketiga ulangan ku yang jelek itu. Tiba-Tiba saja Farrel datang menghampiriku.Jika kau ingin tahu Farrel merupakan anak yang paling rajin di kelas ku. Dan jika kau ingin tahu lagi, dia mendapatkan nilai 100 di ketiga ulangan yang baru saja dibagikan.
“Hey, kenapa wajahmu bersedih kle? “ Tanya Farrel sambil menghampiri bangkuku
“ Lihatlah ketiga ulangan ini.Mereka lah yang mebuat diriku bersedih. Padahal,dulu aku belum pernah mendapatkan nilai sejelek ini.,Far. Oh ya, selamat juga ya atas nilai ulangan mu. Kamu sangat hebat. Apa rahasianya ?” Kataku pada Far
“ Ya terimakasih Ekle.kamu juga bisa sepertiku kok nanti. hmm.. apa ya rahasianya. Jangan bilang siapa-siapa ya rahasianya adalah pulpen hoki ini. “ Kata Farrel sambil mengeluarkan pulpen yang ada disakunya.
“hah? Kau pasti bercanda .” Kataku tak percaya
“ Serius.Kamu sudah lihat kan sendiri kan nilai matematikaku. Oh ya,aku punya 3 pulpen hoki seperti ini dirumah.Ini untukmu “ Katanya sambil memberikan pulpen itu kepadaku
“hmm.. oke terimakasih Farrel atas pulpennya “ Jawabku sambil menerimanya
“Oh ya agar pulpen ini memiliki syarat agar kehokiannya tidak luput. Syarat nya yaitu kamu harus sering –sering mengerjakan soal-soal latihan matematika dengan menggunakan pulpen ini. Setelah itu Kamu pakai pulpen ini untuk mengerjakan soal ulangan matematika. Maka, kamu pasti nanti akan langsung mendapat kemudahan dalam mengerjakan soal matematika.” Kata Farrel dengan yakin
“hmm.. oke baiklah sekali lagi terimakasih ya atas pulpennya.” Jawabku dengan polosnya
“ Ya, sama-sama,Semoga beruntung” Katanya
Minggu depan akan ada ulangan Matematika keempat tentang Komposisi Fungsi. Aku pun mulai mengingat kembali perkataan Farrel tentang pulpen ini. Aku duduk di meja belajarku lalu menatap “pulpen Snowman” yang ku tahu bahwa itu banyak sekali dijual di toko-toko alat tulis. “hmm.. mungkin saja pulpen ini berbeda”gumamku. Segera ku buka buku latihan soal matematika yang tebal itu lalu aku mengerjakannya dengan menggunakan pulpen itu. Hari demi hari aku selalu mengerjakan soal-soal matematika itu dengan menggunakan pulpen itu.
Hingga saat ulangan matematika keempat pun
tiba. Senyap mulai merongrong ditiap sudut kelasku. Diam seribu kata penuh
makna. Hiruk pikuk yang ramai dengan celotehan masa putih abu-abu, seakan
senyap dalam jangka waktu enam puluh menit. Otak teman-temanku tertekan dengan
keras, berfikir sekuat-kuatnya dan berjuang semampunya dalam jangka waktu enam
puluh menit.
Aku mulai mengerjakan soal-soal ulangan itu dengan menggunakan “pulpen ajaib itu”. Ya benar, Aku mulai mengerjakan soal-soal itu dengan mudah tanpa merasa kebingungan bagaikan terbang melewati kemacetan yang ada di ibukota Jakarta.
Seminggu kemudian, hasil ulangan pun dibagikan. Hatiku melonjak kegirangan saat ku melihat bahwa nilaiku 95. Aku pun segera menghampiri Farrel dan menunjukan hasil ulanganku.
‘’ Farrel Lihatlah aku dapat 95. Ini Semua berkat pulpen yang kamu beri. Terimakasih ya.’ Kataku pada Farrel
“HAHAHA tidak kok itu semua adalah hasil jerih payahmu. Sebenernya itu hanya pulpen biasa yang banyak terdapat di toko-toko alat tulis. Aku sengaja mengatakan itu ajaib agar kau bersemangat dalam mengerjakan soal-soal Latihan. Sejujurnya, aku sering melihatmu membaca rumus di secarik kertas sebelum ulangan dimulai. Sebenernya, Matematika itu harus dikerjakan bukan menghafal rumus.” Seru Farrel disertai dengan tawaan
“ Apa katamu ! Jadi itu pulpen biasa! Sial, kamu telah membohongiku. Tapi baiklah,terimakasih ya karena telah membohongiku. Jika bukan dengan cara itu mungkin aku tidak akan sadar bahwa matematika itu perlu banyak latihan.”
“HAHAHAH sama-sama Ekle polos” Kata Farrel tertawa terbahak-bahak
Semenjak kejadian itu, aku sadar bahwa aku terlalu sombong selama ini. Aku terlalu meremehkan hal-hal kecil yang kemudian menjadi hal yang besar.Kini, aku berjanji bahwa aku tak kan pernah lagi meremehkan hal-hal kecil itu .Aku juga berjanji bahwa aku akan rajin untuk mengerjakan soal matematika.Dan sejak saat itu, nilai matematikaku pun tidak pernah lagi jelek.Aku sangat senang sekali bisa mengukir kembali nilai matematika di rapotku dengan indah.
Aku mulai mengerjakan soal-soal ulangan itu dengan menggunakan “pulpen ajaib itu”. Ya benar, Aku mulai mengerjakan soal-soal itu dengan mudah tanpa merasa kebingungan bagaikan terbang melewati kemacetan yang ada di ibukota Jakarta.
Seminggu kemudian, hasil ulangan pun dibagikan. Hatiku melonjak kegirangan saat ku melihat bahwa nilaiku 95. Aku pun segera menghampiri Farrel dan menunjukan hasil ulanganku.
‘’ Farrel Lihatlah aku dapat 95. Ini Semua berkat pulpen yang kamu beri. Terimakasih ya.’ Kataku pada Farrel
“HAHAHA tidak kok itu semua adalah hasil jerih payahmu. Sebenernya itu hanya pulpen biasa yang banyak terdapat di toko-toko alat tulis. Aku sengaja mengatakan itu ajaib agar kau bersemangat dalam mengerjakan soal-soal Latihan. Sejujurnya, aku sering melihatmu membaca rumus di secarik kertas sebelum ulangan dimulai. Sebenernya, Matematika itu harus dikerjakan bukan menghafal rumus.” Seru Farrel disertai dengan tawaan
“ Apa katamu ! Jadi itu pulpen biasa! Sial, kamu telah membohongiku. Tapi baiklah,terimakasih ya karena telah membohongiku. Jika bukan dengan cara itu mungkin aku tidak akan sadar bahwa matematika itu perlu banyak latihan.”
“HAHAHAH sama-sama Ekle polos” Kata Farrel tertawa terbahak-bahak
Semenjak kejadian itu, aku sadar bahwa aku terlalu sombong selama ini. Aku terlalu meremehkan hal-hal kecil yang kemudian menjadi hal yang besar.Kini, aku berjanji bahwa aku tak kan pernah lagi meremehkan hal-hal kecil itu .Aku juga berjanji bahwa aku akan rajin untuk mengerjakan soal matematika.Dan sejak saat itu, nilai matematikaku pun tidak pernah lagi jelek.Aku sangat senang sekali bisa mengukir kembali nilai matematika di rapotku dengan indah.
0 komentar